GIONGO dan GITAIGO

Back to HOME  –  ABOUT KANYA

Sasa no ha sara sara
Nokiba ni yureru
Ohoshi-sama kira kira
Kin gin sunago


Pernah mengetahui, mendengar, atau menyanyikan lagu di atas? Lagu tersebut biasanya dinyanyikan pada saat Tanabata Matsuri
[1]. Kemarin saya tiba-tiba teringat lagu ini, dan entah kenapa, saya pun tiba-tiba terfokus pada bentukan kata sara sara dan kira kira yang terdapat pada bait lagu tersebut.

Bentukan kata seperti sara sara dan kira kira sangat banyak kita jumpai terutama dalam komik dan percakapan sehari-hari bahasa Jepang.

Ilmu linguistik umum mengistilahkan bentukan kata tersebut dengan Onomatope/Onomatopoeia/Onomatopoeic; yaitu kata keterangan (adverbia/adverb/fukushi”) yang menerangkan keadaan atau bunyi suatu benda atau aktifitas; dan ilmu linguistik Jepang, secara lebih spesifik, mengategorikan Onomatope menjadi dua jenis yaitu Giongo dan Gitaigo.

Giongo (baca: gi-ong-go) adalah kata yang menerangkan bunyi (On/oto= bunyi) dari suatu benda atau aktifitas, sedangkan Gitaigo adalah kata yang menerangkan keadaan (tai, dari joutai’= kondisi/keadaan) dari suatu benda atau aktifitas.

Sebagai contohnya, sara sara dapat berlaku sebagai Giongo maupun Gitaigo; digunakan untuk melukiskan keadaan kering, mulus, dan dapat pula digunakan untuk melukiskan suara kain atau rambut yang halus digosokkan dengan lembut, suara gemericik dari air yang mengalir tenang di sungai, dan dapat digunakan juga untuk melukiskan kefasihan seorang pembicara atau penulis.

Contoh kalimat:

– Kyou wa tenki ga yokatta kara, sentaku mono ga sarasara ni kawaita.

(Hari ini, karena cuaca bagus, cucian kering dengan sempurna)

Ogawa ga sarasara nagareteiru fuukei nante, mou nannen mo mita koto ga nai na.

(Rasanya sudah bertahun-tahun sejak saya (untuk terakhir kalinya) melihat pemandangan dengan gemericik sungai kecil yang mengalir tenang).

Contoh lain adalah kata kira kira. Kira kira digunakan untuk melukiskan keadaan bersinar gemerlap, berkerlap-kerlip seperti bintang.

Contoh kalimat:

Daiyamondo ga kira kira hikatte imasu.

(berlian itu bersinar gemerlap)

Biasanya (walaupun tidak semuanya) Giongo dan Gitaigo ditulis dengan huruf katakana, fungsinya untuk memberikan perasaan yang lebih kuat pada sebuah kata atau kalimat.

Ada ratusan kata yang termasuk Giongo dan Gitaigo, dan tentunya membutuhkan waktu pula untuk mempelajari dan memahaminya. Ketika masih mengajar di sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, untuk mempermudah pembelajaran kedua aspek ini, saya biasanya membuat sistem permainan kata dengan alat bantu flash card yang saya buat/rangkai sendiri. Mungkin cara tersebut dapat pula anda gunakan untuk menambah perbendaharaan kata dan kemampuan bahasa Jepang anda.

1]Tanabata Matsuri atau Festival Tanabata adalah perayaan di Jepang yang diadakan berdasarkan dongeng tentang dua orang kekasih (Orihime dan Kengyuu, melambangkan 2 bintang; Altair dan Vega) yang dipisahkan oleh Amanogawa (Milky Way) dan hanya mampu bertemu setahun sekali, yaitu pada tanggal 7 Juli. Pada saat Tanabata Matsuri, orang-orang menuliskan keinginan/impian mereka pada secarik kertas, kemudian menggantungkannya di pohon bambu dengan seutas tali.

 

R. A. Kanya Varistha Devi Puspokusumo, Mantan Staf Pengajar Bahasa Jepang di STBA Yapari ABA-Bandung tahun 1996-2006. Sekarang aktif sebagai penulis, penerjemah, dan editor bahasa Inggris, Jepang, dan Prancis di berbagai media di dalam dan luar negeri

4 Responses to “GIONGO dan GITAIGO”

  1. ada ga info yg ngebahasa mengenai giongo dan gitaigo lebih rinci dan banyak lagi?
    saya penasaran, dan ini omoshiroi!

    mohon bantuannya..

    Like

  2. hikmah Says:

    kalo bunyi (suara) tepuk tangan apa ya? heeee
    lg bikin tugas percakapan yang ada kotowaza, giongo dan gitaigo’nya… haduuh,,, kekurangan buku nie,,,,belom nemu yang itu.he

    Like

  3. Kawaii soudesu Says:

    Makasih atas situs ini, sangat memberikan kemudahan bagi saya dalam mengerjakan tugas. karena bisa jadi bahan acuan. lanjutkan…!!!

    Like

Leave a comment